4.07.2009

Sekolah gratis Kong Kauw Hwee

etap bertahan berkat kerelaan hati donatur

Sekolah TK/SD Kuncup Melati atau yang dulu di kenal dengan nama sekolah KONG KAUW HWEE sepintas tidak jauh berbeda dari sekolah sekolah lainnya. Bangunan berlantai tiga di kawasan pecinan, tepatnya di jalan gang lombok 60, samping gedung Yayasan Tjie Lam Jay ini pun tidak begitu megah dan besar.

Pendidikan pengajaran yang di terapkan tidak jau berbeda dari sekolah umum lainnya. Yang membuat berbeda adalah ratusan muridnya yang belajar di tempat itu sama sekali tidak di pungut biaya. Mereka kebanyakan berasal dari latar belakang keluarga yang tidak mampu.

Tidak hanya itu, sebelum sekolah negeri menerapkan sekolah gratis, para murid di TK/SD Kuncup Melati ini, sejak pertama kali di rintis taun 1950 benar benar tidak di pungut biaya sepeserpun. Dari yang namanya uang SPP dan sebagainya. Kalau sekolah negeri masih dapat dana bantuan dari pemerintah, sekolah ini dari pertama sampai sekarang semua biayanya di tanggung penuh olah pihak yayasan Kong Kauw Hwee. Dan dana dananya di dapat dari sumbangan sumbangan kerelaan hati para donatur.

Pendirian sekolah ini sendiripun hanya bermodalkan sisa uang iklan buku peringatan kelahiran Kong Hu Chu senilai Rp 800 dan sumbangan seorang dermawan bernama Be Sik Tjong sebanyak Rp 1000.

Dari modal itu, Lie Ping Lien dan para perintis Khong Kauw Hwee lainnya membuat bangku dan meja dari bahan kayu suren untuk kegiatan proses blajar mengajar.

Pada 1 Januari 1950 dibuka kursus pemberantasan buta huruf di lingkungan Yayasan Tjie Lam Tjay. Muridnya mencapai 60 siswa. Setaun kemudian murid muridnya bertambah banyak. Akibatnya biaya yang di perlukan menjadi lebih besar.

Di balik semua keterbatasannya itu, pihak yayasan terus melakukan upaya upaya agar sekolah itu tetep bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajarnya.

Dan juga, tidak pernah membedakan latar belakang para siswanya. Walau dari yayasan Kong Hu Chu, siapa saja boleh sekolah di sini. Tidak cuma harus yang kong hu chu. Asal si anak punya minat dan niat untuk sekolah, pasti akan di terima dengan tangan terbuka.

Sampai saat ini aja ada sekitar 200 siswa yang bersekolah dan beberapa guru tetap yang mengajar. Untuk biaya operasionalnya saja tiap bulan mencapai Rp 8juta/bulan.

Ayoooo...sama sama bantu mensukseskan wajib belajar buat anak anak bangsa. Karena merekalah tunas tunas yang kelak akan memajukan negara kita tercinta ini. Kalo bukan kita....siapa lagi coba yang peduli sama mereka??

sumber: Suara Merdeka Semarang...dengan sedikit editan nyleneh dari saya.....( di tambah dikit ya pak)
Jika Ingin Berlangganan klik disamping untuk berlangganan RSS feed Masukkan Email, atau ikuti kami di Twitter.
Nome: Email:

0 komentar:

Post a Comment

Recent Comment